Jejak Pemikir
Meniti Jalan, Menghela Nafas Panjang
Monday, February 25, 2013
Wednesday, November 14, 2012
LAPORAN PENGEMBARAAN
ANGGOTA MUDA X-WASI
ANGKATAN JEJER NUSA WANA
PENDAKIAN GUNUNG SEMERU
(3.676mdpl)
DISUSUN OLEH:
EKO FIKRY FEBRIANDI
IGA DWI YULITA
EKSPLORASI MAHASISWA SENI
STISI
TELKOM
BANDUNG
2011/2012
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kesehatan
untuk melaksanakan
tugas pengembaraan anggota
muda 2011/2012
ke Gunung Semeru yang berlokasi di kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Atas
kehendak dan pertolongan-Nya kami mampu
menyelesaikan pengembaraan ini dengan selamat dan tugas laporan pengembaraan
ini dengan tepat waktu. Laporan pengembaraan yang kami susun ini
didedikasikan
untuk memenuhi salah satu syarat menjadi anggota penuh X-WASI angkatan 2011/2012.
Adapun laporan pengembaraan yang telah kami susun ini berdasarkan
kegiatan pengembaraan yang telah kami jalani, dengan harapan dapat diterima
dengan baik oleh Pembina X-Wasi, Senior, maupun teman se-angkatan. Dan
kami menyadari, jika tanpa adanya
pengarahan, bimbingan, serta dorongan yang bersifat membangun, kami tidak dapat
menyelesaikan laporan pengembaraan ini dengan baik. Semoga laporan pengembaraan
ini kedepannya dapat dijadikan acuan maupun referensi bagi anggota X-Wasi
maupun civitas akademik.
Kami sebagai anggota muda X-Wasi menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
laporan pengembaraan ini. Untuk itu kami mengharapkan bimbingan, kritik, dan
saran yang membangun agar kita semua kedepannya lebih baik lagi.
Sekian dari kami, mohon maaf apabila terdapat penulisan dan pemilihan
kata-kata yang kurang tepat dalam laporan pengembaraan ini.
Bandung, 24 September 2012
Tim pengembaraan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i
LEMBARAN PENGESAHAN …………………………………………………...ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….…..1
1.1 LATAR BELAKANG …………………………...……..1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ………………………....…..1
BAB II STRUKTUR ORGANISASI TIM
………………………………….…..2
2.1 STRUKTUR
ORGANISASI ……………………….…..2
2.2 SUSUNAN PERSONIL ………………………....….…..2
BAB III PELAKSANAAN
PENDAKIAN GUNUNG SEMERU
………………3
3.1 GAMBARAN LOKASI SECARA GLOBAL ...…….….3
3.2 PELAKSANAAN
………………………………………..4
3.2.1 PELAKSANAAN PENDAKIAN SEMERU ......7
3.3 BAGAN TRANSPORTASI ……………………………..12
3.4 BIAYA TRANSPORTASI ………………………………13
3.5 BAGAN PERLENGKAPAN ……………………………14
3.5.1 PERLENGKAPAN KELOMPOK ………….…..14
3.5.2 PERLENGKAPAN PRIBADI ………….………14
3.6 PERBEKALAN ……….…………………………………15
3.7 OBAT-OBATAN ………………………………………...16
3.8 SOSIOLOGI PEDESAAN
………………………….…...17
3.8.1 KEHIDUPAN PENDUDUK …………….……..17
3.8.2 KEHIDUPAN ALAM …………………………..17
BAB IV PERINCIAN BIAYA ………………………………….……….………..18
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………..19
LAMPIRAN ………………………………………………………………………...20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..24
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
X-WASI
merupakan wadah organisasi yang menampung hobi, minat dan bakat dalam kegiatan
alam. Dalam organisasi ini terdapat kegiatan perekrutan anggota, pengenalan
medan, pendidikan dasar, pengembaraan hingga pelantikan anggota muda menjadi
anggota penuh.
Kegiatan
pengembaraan yang kami laksanakan pada tanggal 13-19 September 2012 ini berlokasi di Gunung Semeru,
dengan ketinggian 3.676
mdpl (meter di atas
permukaan laut) melalui jalur resmi
pendakian Gunung Semeru, kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun
maksud dan tujuan dari pengembaraan ini adalah pemantapan
untuk menjadi anggota penuh
X-WASI sekaligus proses untuk mengenali medan-medan, biaya transportasi, persiapan
peralatan yang digunakan untuk perjalanan, dan mengenal sosial masyarakat
pedesaan sekitar Gunung Semeru, agar
kedepannya dapat dijadikan pedoman bagi anggota X-WASI maupun yang ingin
melakukan pendakian ke Gunung Semeru.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
II
STRUKTUR
ORGANISASI TIM
2.1 STRUKTUR ORGANISASI
Adapun struktur organisasi yang dibentuk dalam pengembaraan
ini adalah :
2.2 SUSUNAN PERSONIL
Pembimbing:
1. Oktofrits
Sekeon (Angkatan JNW 2011)
2. Pandu
Pranawijaya (Angkatan LL 2010)
3. Nobel
Ramos Pasaribu (Angkatan LL 2010)
Ketua : Eko Fikry Febriandi
Anggota : Iga Dwi Yulita
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PELAKSANAAN
PENDAKIAN GUNUNG SEMERU
3.1 GAMBARAN LOKASI SECARA GLOBAL
Gunung
Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl
(puncak Mahameru). Gunung
ini masuk dalam kawasan TNBTS (Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru) dan merupakan gunung api yang masih aktif
dengan kawahnya, Jonggring Seloko. Berada diantara wilayah
administrasi kabupaten Lumajang dan Malang.
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring
Saloko,
juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Musim kunjungan terbaik adalah bulan Juni s/d Oktober
dan bulan Desember s/d Januari. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Terjadi
letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih
aktif. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang
sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Gunung ini berstatus waspada,
terhitung tanggal 12 Mei 2012.
3.2 PELAKSANAAN
Pelaksanaan pendakian Gunung Semeru dimulai tanggal 13-19 September 2012. Adapun kronologis perjalanan
sebagai berikut:
Kamis
(13 September 2012)
10.40 – 12.00 packing
12.00 – 14.00 mendata logistik,
dilanjutkan dengan upacara pelepasan
14.00 – 14.30 perjalanan ke stasiun Kiara
Condong
14.30 – 15.30 menunggu kereta di stasiun
15.30 – 08.00 perjalanan ke Malang
Jum’at
(14 September 2012)
08.00 – 08.40 istirahat di stasiun dan membeli tiket pulang
08.40 – 09.30 perjalanan ke pasar Tumpang
09.30 – 12.45 istirahat, makan siang dan
melaksanakan sholat Jum’at
12.45 – 14.10 perjalanan ke desa
Ranupane
14.10 – 14.30 mengurus surat izin
pendakian
Gunung Semeru
14.30 – 14.55 persiapan
16.30 sampai di pos
1 (2.300 mdpl)
17.00 sampai di pos
2 (2.500 mdpl)
18.00 sampai di pos
3 (2.500 mdpl)
18.00 – 18.15 istirahat di pos 3
20.00 sampai di pos
4 (2.400 mdpl)
20.30 sampai di tepi danau Ranukumbolo
20.30 – 21.00 mendirikan tenda
21.00 – 22.00 makan
22.00 – 05.00 istirahat
Sabtu
(15 September 2012)
05.00 – 05.30 mengambil
air di danau Ranukumbolo
05.30 – 07.00 sarapan pagi
07.00 – 08.00 packing
08.00 – 11.00 perjalanan ke pos
Kalimati
11.00 - 12.00 sampai pos
Kalimati (2.700 mdpl) dan mendirikan
tenda
12.00 – 13.00 makan siang
13.00 - 14.00 mengambil air di Sumbermani
14.00 – 22.00 istirahat
22.00 – 23.00 makan malam dan persiapan
ke puncak
23.00 – 00.30 perjalanan ke Arcopodo
00.30 sampai di pos Arcopodo (2.900 mdpl)
Minggu
(16 September 2012)
00.30 – 06.00 perjalanan ke puncak
06.00 – 07.30 sampai di puncak Mahameru (3.676 mdpl)
07.30 – 09.00 perjalanan turun ke
Arcopodo
09.00 – 10.00 perjalanan ke
Kalimati
10.00 – 13.00 makan dan istirahat
13.00 – 16.00 istirahat
16.00 – 16.30 packing
16.30 – 19.30 perjalanan ke danau
Ranukumbolo
19.30 – 19.45 sampai di
Ranukumbolo dan mendirikan
tenda
19.45 – 20.30 makan malam
20.30 – 21.00 minum kopi
21.00 – 05.00 istirahat
Senin
(17 September 2012)
05.00 – 05.30 menikmati sunrise
05.30 – 09.00 sarapan pagi
10.30 – 11.00 packing
11.00 – 13.30 perjalanan ke Ranupane
13.30 – 14.00 istirahat di Ranupane
14.00 – 16.00 perjalanan ke pasar Tumpang
16.00 – 19.00 istirahat di shelter
19.00 – 20.00 makan malam
20.00 – 22.00 wawancara dengan warga sekitar
22.00 – 06.00 istirahat
Selasa
(18 September 2012)
06.00 – 08.00 sarapan pagi
08.00 – 12.00 istirahat
12.00 – 13.00 persiapan pulang
13.00 – 13.45 packing
13.45 – 14.30 perjalanan ke stasiun Malang
14.30 – 15.30 istirahat dan makan siang
15.30 – 07.30 perjalanan ke Bandung
Rabu
(19 September 2012)
07.30 – 08.00 sampai di
kampus STISI Telkom
08.00 – 09.00 upacara penyambutan
3.2.1 PELAKSANAAN PENDAKIAN SEMERU
Stasiun Malang – Tumpang
Sampai
di kota Malang, kami langsung mencari tiket pulang
sebagai antisipasi apabila tiket habis. Setelah itu kami
melanjutkan perjalanan menuju pasar Tumpang dengan menggunakan angkot jurusan Tumpang selama 1 jam.
Tumpang – Ranupane
Setelah sampai di pasar Tumpang kami berbelanja
sayur-sayuran untuk perbekalan, dan
logistik yang kurang. Dalam
pendakian ini disarankan untuk membawa masker dan kacamata. Karena medan yang
akan dilewati merupakan batuan
vulkanik, terutama saat perjalanan Arcopodo – Puncak
Mahameru.
Setelah istirahat dan melaksanakan
sholat Jum’at, kami melanjutkan
perjalanan menuju ke desa Ranupane dengan menggunakan truk. Selama perjalanan disisi jalan menuju desa
Ranupene terdapat banyak pohon dan
bentangan gunung serta area pertanian warga. Jalan
Tumpang – Ranupane ini dibuat sekitar tahun 1972.
Ada
dua alternatif kendaraan menuju desa Ranupane, yaitu dengan menggunakan truk
atau jeep. Karena mempertimbangkan
biaya, kami menggunakan truk. Setelah berjalan cukup
lama, akhirnya kami sampai di desa Ranupane selama 2
jam.
Ranupane – Ranukumbolo
Desa Ranupane merupakan
perkampungan kecil yang juga merupakan bagian dari Desa Suku Tengger. Pekerjaan
mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Desa ini merupakan bekas kerajaan
Majapahit, dengan mayoritas beragama Hindu.
Desa Ranupane (2.100 mdpl) adalah desa terakhir dan tempat
pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki
untuk bermalam dan beristirahat.
Disarankan sebelum melakukan perjalanan,
untuk membawa photocopy KTP dan Surat
Keterangan Sehat sebagai syarat untuk melakukan pendakian.
Ada dua jalur untuk menuju danau Ranukumbolo. Pertama melewati gunung Ayek-ayek, jalur ini adalah jalur pintas yang
biasa dipakai para pendaki lokal.
Kedua melewati Watu Rejeng, jalur ini sekarang
dikembangkan untuk kepentingan wisata dan merupakan jalur resmi pendakian, dan jalur inilah
yang kami lewati untuk menuju danau Ranukumbolo, kira-kira
memakan selama 4 - 5 jam. Di jalur ini terdapat 4 pos dan di setiap perjalanan, pos-pos biasanya
digunakan untuk istirahat sejenak.
Dari
desa Ranupane ke Pos 1 dengan medan berupa jalan setapak (pavingblock), di kanan jalan terdapat tebing-tebing, serta ada
sebagian pohon yang tumbang, dan juga terdapat tanaman edelweiss, sementara di kiri jalan terdapat jurang. Di sini kami
melihat burung belibis, yang bisa digunakan untuk survival.
Setelah sampai di pos 1 kami beristirahat sejenak, kemudian
melanjutkan perjalanan ke pos 2 dengan
medan yang sama namun hanya sebagian jalan yang menggunakan pavingblock sisanya batuan kecil. Di
pertengahan jalan tepatnya di daerah Watu Rejeng terdapat sinyal telepon, dan
hanya daerah ini yang terdapat sinyal telepon, dengan medan berupa batu-batuan
besar serta jalan yang sedikit curam.
Sesampainya
di pos 2 kami langsung menggunakan headlamp untuk melanjutkan perjalanan ke pos 3
dikarenakan keadaan menjelang petang.
Setelah
sampai di pos 3, kami beristirahat lagi, untuk melanjutkan perjalanan ke pos 4
dengan medan berupa tanjakan dan jalan yang berdebu, disarankan bagi para
pendaki untuk menggunakan masker. Di sini kami melihat seekor tikus gunung yang
bisa digunakan untuk survival.
Sesampainya
di pos terakhir yaitu pos 4 tepatnya di pinggir danau Ranukumbolo 2.400
mdpl, lalu kami mendirikan tenda di pinggir danau.
Ranu kumbolo –Kalimati
Ranu Kumbolo merupakan suatu danau dan salah satu pos pendakian yang ada di jalur
pendakian Gunung Semeru. Di sini dapat dijadikan tempat untuk mendirikan
tenda, juga terdapat pondok
pendaki (shelter), sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati.
Banyak
terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ikan yang paling dominan adalah ikan mujair. Di sini terdapat
sumber air bersih yang
digunakan untuk bekal sebelum melajutkan perjalanan, sebaiknya menyiapkan air
sebanyak mungkin.
Air
di danau ini berfungsi untuk menampung lahar dari Gunung Semeru yang sewaktu-waktu
bisa meletus, juga dapat dijadikan tanda bagi para pendaki. Apabila air danau
ini surut maka itu suatu tanda bahwa gunung akan meletus. Di danau ini para
pendaki tidak diperbolehkan untuk berenang.
Setelah
itu kami melanjutkan perjalanan yang diawali mendaki bukit
terjal, bukit ini oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos
yang ada, “jika pendaki dapat
mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti sedikitpun dan tidak menoleh ke belakang sampai
ujung tanjakan maka cintanya akan abadi selamanya”.
Perjalanan
dari Ranu Kumbolo ke Kalimati berjarak 5 km membutuhkan waktu tempuh 3 jam. Setelah tanjakan cinta,
terbentang sebuah padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo, daerah ini dikelilingi bukit dan
gunung, padang rumput luas dengan
lereng yang ditumbuhi pohon pinus. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk
dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan.
Setelah
padang rumput Oro-Oro Ombo terdapat kelompok Hutan Cemoro Kandang yang merupakan hutan yang
ditumbuhi pohon cemara gunung dan tumbuhan paku-pakuan. Di sini kami beristirahat sejenak. Setelah
Cemoro Kandang perjalanan berlanjut
ke padang rumput luas yang disebut Jambangan
(2.600
mdpl), dengan medan berupa tanjakan, di
sini terdapat beberapa cemara dan
bunga edelweiss. Dari tempat ini tak berapa lama lagi
pendaki akan menemukan Pos Kalimati.
Kalimati – Arcopodo – Puncak Mahameru
Setelah sampai di Kalimati, kami
langsung mendirikan tenda. Di sini merupakan pos yang berada dekat di Gunung
Semeru. Disarankan untuk para pendaki agar mendirikan tenda di Kalimati. Daerah
ini merupakan padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweiss,
dikelilingi kelompok hutan alam,
dan bukit-bukit rendah. Untuk
kebutuhan air dapat diperoleh dari Sumbermani, yaitu pendaki berjalan ke arah
barat atau kanan menyusuri
pinggiran hutan dengan jarak tempuh 1 jam pulang pergi, di tempat ini terdapat
tetesan air dari celah batu yang dikumpulkan sehingga membentuk pancuran air.
Dari Kalimati kami memulai pendakian pada jam 23.00. Karena untuk mengantisipasi bahaya kawah Jonggring Seloko yang masih aktif. Kawah
ini menyemburkan asap beracun di saat pagi menjelang siang, yaitu
sekitar jam 09.00 karena asap
beracun ini mengarah ke puncak gunung, maka disarankan memulai pendakian
dari jam 01.00 - 03.00 untuk menghindari
aktifitas kawah tersebut.
Karena
suhu yang sangat dingin dan medan berupa debu dan batuan vulkanik, maka
disarankan bagi para pendaki untuk memakai jaket yang tebal, menggunakan masker
dan gaiters untuk melindungi kaki.
Dari
Kalimati perjalanan melewati Arcopodo,
di daerah ini sebenarnya bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda, namun
dikhawatirkan resiko angin kencang dari gunung yang membahayakan para pendaki.
Setelah
melewati hutan di Arcopodo, dengan medan yang
sangat terjal dan merupakan debu dan batuan
vulkanis. Disinilah batas vegetasi, dimana
tanaman
sudah tidak bisa tumbuh di daerah ini.
Setelah
5 jam perjalanan dari Arcopodo, kami pun sampai di puncak
Mahameru (G.Semeru) pada pukul 06.00.
Dari puncak ini akan terlihat kawah Jonggring Saloko yang setiap 10-15 menit
sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung
tinggi. Untuk para pendaki
disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki
dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar, dan jangan terlalu
lama di puncak. Sebisa mungkin jam 9 pagi sudah turun karena pada siang hari
arah angin menuju puncak, gas beracun dan letusan tersebut akan terbawa angin
menuju puncak.
3.4 BAGAN TRANSPORTASI
Adapun bagan transportasi perjalanan yang telah kami
lewati, kemudian kami susun berdasarkan gambaran kondisi alam adalah sebagai
berikut :
3.4 BIAYA TRANSPORTASI
a. Keberangkatan
Kampus
STISI TELKOM – Stasiun Kiara Condong = Rp
6.000
(angkot ke stasiun Kiara Condong Rp 3.000 x2 = Rp 6.000)
Stasiun
Kiara Condong – Stasiun Malang
= Rp 230.000
(KA.
MALABAR Rp 115.000 x2 = Rp.230.000)
Stasiun Malang – Pasar Tumpang = Rp 25.000
( naik angkot jurusan Stasiun - Tumpang Rp 12.500 x2 = Rp 25.000)
Pasar Tumpang – Desa Ranupane = Rp 75.000
(naik
truk dari pasar Tumpang
Rp 37.500 x2 = Rp 75.000) +
TOTAL = Rp 336.000
b. Kepulangan
Pasar Tumpang – Desa Ranupane = Rp 75.000
(naik truk dari pasar Tumpang Rp 37.500 x2 = Rp 75.000)
pasar
Tumpang – Stasiun Malang
= Rp
20.000
(naik angkot jurusan Tumpang - Stasiun Rp 10.000x2 = Rp 20.000)
Stasiun
Malang – Stasiun Kiara Condong = Rp
230.000
(KA. MALABAR
Rp 115.000x2
= Rp 230.000)
Stasiun
Kiara Condong – Kampus STISI TELKOM = Rp 5000
(angkot
09 Rp 2.500 x2 = Rp 5.000) +
TOTAL =
Rp 330.000
+
TOTAL KESELURUHAN
= Rp 666.000
3.5 BAGAN PERLENGKAPAN
3.5.1 PERLENGKAPAN KELOMPOK
Tenda
= 1 Tramontina =
1 buah
Trangia
= 1 Pisau lipat = 1 buah
Spiritus
= 2 liter Kompas = 1 buah
Baterai
AAA = 6 buah Peta = 1 lembar
Baterai
AA = 6 buah Lampu
badai = 2 buah
Korek
api = 1 buah Parafin = 1 kotak
Kamera
Pocket = 1 buah Kamera DSLR = 2 buah
Flysheet = 1 buah Alat tulis = 1 set
3.5.2 PERLENGKAPAN PRIBADI
Carrier = 1 buah Sleeping
bag = 1 buah
Matras = 1 buah Ponco = 1 buah
Trash bag = 2
buah Sepatu = 1 pasang
Head Lamp = 1
buah Sikat
gigi = 1 buah
Piring = 2 piring Gelas = 2
gelas
Sendok = 2 sendok Tissu kering = 2 gulung
Tissu
basah = 1 bungkus Celana panjang = 3 buah
Kaos = 3 buah Jaket = 3 buah
Sarung
tangan = 1 pasang Kaos kaki = 2 pasang
Kacamata =
1 buah Masker = 1 buah
Kupluk =
1 buah Handphone =
2 buah
3.6 PERBEKALAN
Susu @ Rp 5.200 x2 =
Rp 10.400
Sarden @ Rp 5.100 x2 =
Rp 10.200
Sosis @ Rp 4.800 x1 =
Rp 4.800
Kacang @ Rp 3.700 x1 = Rp 3.700
Bumbu : Royko @ Rp 750 x3 =
Rp 2.250
Nasigoreng @ Rp 1.550 x2 =
Rp 3.100
Sayur-sayuran
Tempe @ Rp 2.000 x1 = Rp 2.000
Daun
bawang @ Rp 1.000 x1 =
Rp 1.000
Seledri @ Rp 1.000 x1 =
Rp
1.000
Ikan
asin @ Rp 3.000 x1 = Rp 3.000
Wortel @ Rp 2.000 x1 = Rp 2.000
Kol @ Rp 1.000 x2 = Rp 2.000
Kacang
pnjang @ Rp 1.000 x1 = Rp 1.000
Teh celup @ Rp 900 x1 = Rp 900
Telur puyuh @ Rp 4.700 x1 = Rp 4.700
Kopi @ Rp
3.950 x1 = Rp 3.950
Energen coklat @ Rp 5.050 x1 = Rp 5.050
Mie instan @
Rp 1.500 x6 = Rp 9.000
Pop corn @ Rp 2.600 x1 = Rp 2.600
Minyak @ Rp 3.350 x2 = Rp 6.700
Garam @ Rp 1.710 x1 = Rp 1.710
Madu @ Rp 10.800 x1 = Rp 10.800
Beras @ Rp 47.900 5 kg = Rp 47.900
Kecap
sachet @ Rp 700 x3 = Rp 2.100 +
TOTAL =
Rp 143.860
3.7 OBAT-OBATAN
Paracetamol @ Rp
1.200 x2 = Rp 2.400
Oksigen @
Rp 24.000 x2 = Rp 48.000
Betadine @ Rp 8.450 x1 =
Rp 8.450
Handsaplast @ Rp
3.560 x1 = Rp 3.560
Kassa perban @ Rp 2.250 x1 = Rp 2.250
Promag @ Rp 4.960 x1 = Rp 4.960
Antangin @ Rp 1.990 x4 = Rp 7.960
Vitamin C @ Rp 3.620 x1 = Rp 3.620
Koyo @ Rp 4.100 x2 = Rp 8.200
Obat diare @ Rp 2.300 x1 = Rp 2.300
Gandapura @ Rp 11.420 x1 = Rp 11.420
Balsem geliga @ Rp 10.000 x1 = Rp 10.000 +
TOTAL = Rp 113.120
3.8 SOSIOLOGI
PEDESAAN
Desa Ranupane adalah desa yang
berada tepat di lereng Gunung Semeru. Desa Ranupane merupakan gerbang masuk
bagi para pendaki Gunung Semeru. Karena sebelum memasuki Gunung Semeru kami
harus melapor di pos pendakian TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)
yang tepat berada di desa Ranupane.
Jalan
untuk kendaraan menuju desa Ranupane di bangun pada tahun 1972.
3.8.1 KEHIDUPAN PENDUDUK
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Hasil
utamanya adalah kentang, brambang prey, kobis, dan kadang kala menenam wortel. Suku Tengger adalah suku yang
mendiami daerah di sekitar taman nasional dan merupakan suku asli. Suku ini
mempunyai acara yaitu Upacara Kasodo yang diselenggarakan setiap tahun
(Desember/Januari) pada bulan purnama. Melalui upacara tersebut, masyarakat Suku
Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan
atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan
melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Warga di daerah ini mayoritas penganut Hindu. Sebagian
lagi Buddha, Islam, dan Kristen.
3.8.2 KEHIDUPAN ALAM
Sepanjang jalan menuju desa Ranupane
terdapat banyak pemandangan. Saat kami
akan memasuki kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), di
sisi jalan terdapat banyak kebun yang uniknya kebun tersebut berada di
perbukitan yang sangat miring.Flora yang berada di
wilayah gunung semeru didominasi dengan jenis cemara gunung dan akasia. Untuk tumbuhan
bawah didominasi oleh alang-alang
dan edelweiss
putih. Pada lereng-lereng yang curam menuju puncak semeru sekitar daerah
Arcopodo terdapat janis paku-pakuan dan beberapa jenis anggrek endemik Semeru. Pada ketinggian
lebih 3.100 mdpl tidak ada vegetasi
sama sekali karena berupa batuan, pasir dan abu
(batas vegetasi).Kehidupan fauna diantaranya beberapa jenis
burung seperti belibis dan
tikus hutan, dan mamalia, seperti
macan kumbang, kijang, kancil.
BAB
IV
PERINCIAN
BIAYA
Anggaran
pengeluaran biaya
Transportasi =
Rp 666.000
Obat – obatan =
Rp 103.120
Perbekalan makanan = Rp 143.860
Baterai : AAA = Rp 22.100
AA = Rp 20.900 +
= Rp 43.000
Tissu : Basah = Rp 1.800
Kering = Rp 5.800 +
= Rp 7.600
Masker = Rp 5.200
Biaya tidak terduga :
Karcis masuk pendakian Rp8.800/org x2 = Rp 17.600 +
TOTAL =
Rp 986.380
Dana yang
tersedia =
Rp 1.200.000
Dana yang terpakai =
Rp 986.380
-
SISA =
Rp 213.620
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
V
PENUTUP
Demikianlah laporan pengembaraan ini kami susun, dengan harapan dapat diterima dan dijadikan referensi untuk pendakian
Gunung Semeru.
Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang terlibat dalam pengembaraan kami ini baik moril maupun materil.
Wassalamualaikum wr. wb.
LAMPIRAN
Foto sebelum keberangkatan Stasiun Kiara Condong
Resort Ranupane / pos pendaftaran Gerbang ke pendakian
Pos
1 (Ranupane) Landengan
dowo (perbatasan Ranupane - Waturejeng)
Pos
2 (Watu rejeng)
Pos 3 (perbatasan Watu Rejeng - Ranukumbolo)
Pos 4 Ranukumbolo
(tempat istirahat para pendaki)
Cemoro
kandang Jambangan
Pos
Kalimati dan Sumbermani
Arcopodo
Foto
di Puncak Mahameru
DAFTAR PUSTAKA
http://proxy.vsi.esdm.go.id/5-2.php (diakses tanggal 25 September 2012)
(diakses tanggal 25
September 2012)
http://www.slideshare.net/Auliananta/mengenal-masyarakat-tengger (diakses tanggal
25 September 2012)
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/04/15/ranu-pani-kedamaian-desa-di-lereng-semeru/ (diakses tanggal
25 September 2012)
Subscribe to:
Posts (Atom)